• Beranda
  • Motivasi
    • Premium Version
    • Free Version
    • Downloadable
    • Link Url
      • Example Menu
      • Example Menu 1
  • Opini
    • Facebook
    • Twitter
    • Googleplus
  • Puisi
    • Langgam Cinta
    • Pertemuan Bahagia dan Sedih
      • Category 1
      • Category 2
      • Category 3
      • Category 4
      • Category 5
    • Sub Menu 3
    • Sub Menu 4
  • Sebuah Perjalanan
  • Stories / Notes
  • Tips - Trik
  • Who Am I

Bangun Pagi-pagi



Gambar ilustrasi: dua ekor kerbau di padang rumput luas.
credit: penulis
Manusia telah diciptakan Allah dari dari tanah liat dan segumpal darah yang kemudian ditiupkan roh ke dalamnya. Seperti termaktub dalam Al-Qur’an Surat Al-Mukminun ayat 12-14 yang menerangkan tentang pembentukan manusia:


 "Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah (12). Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim) (13). kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging  itu Kami jadikan tulang belulang , lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta yang paling baik (14)." 

Sesungguhnya dalam penciptaannya Allah SWT telah menciptakan berbagai jenis bentuk ciptaannya, diantaranya:
1. Yang tidak bisa merasa dan tidak bisa berpikir serta tidak bisa merasakan, termasuk dalam golongan ini adalah tanah, batu, pasir, awan.
2. Yang bisa bernafas, bisa merasa tapi tak bisa berekspresi, diantara kelompok ini adalah tanaman dan segala jenis tumbuh-tumbuhan. Mereka bisa bernapas dan merasa pada perubahan iklim di sekitarnya sehingga mereka mempunyai reaksi. Akan tetapi mereka tetap akan terus tumbuh misalnya ketika dirusak dll, tumbuhan tak bisa memprotes.
3. Bisa bernafas, bisa merasa, bisa berperasaan, dan bisa berekspresi yaitu binatang. Mereka diciptakan Allah dengan segala yang dikehendakiNya, bahwa binatang dapat bernapas karena hidup, dapat merasakan perubahan dan  kondisi sekitar, ketika lapar mereka bersuara dan ketika ada yang mengganggu mereka bersuara itulah ekspresi binatang. Namun suara yang dikeluarkan oleh binatang tetap sama, tak ada bedanya antara sedih dan senang karena mereka tak dikaruniai akal. 
4. Bisa bernapas, bisa merasakan, bisa berekspresi,  dan bisa berpikir. Itulah manusia, yang hidup yang bersuara, yang berakal. Akal adalah karunia yang diberikan Allah SWT sehingga manusia dapat berpikir.

Dari keempat jenis diatas maka wajar jika manusia dianggap makhluk yang paling sempurna, maksudnya adalah paling sempurna diantara ciptaan Allah. Wajar saja jika saat itu ketika Nabi Adam AS diciptakan dan Allah Swt menyuruh Iblis bersujud kepadanya setelah itu. tapi iblis tak mau melakukannya karena menganggap dirinya lebih sempurna dari Adam AS, ia menganngap bahwa dirinya yang diciptakan dari api itu lebih baik dari yang diciptakan dari tanah. Sehingga Iblis diperintahkan untuk pergi  dari Surga  oleh Allah Swt.

Dengan perginya iblis, iblis pun berjanji akan terus menggoda Nabi Adam AS dan seluruh  keurunannya untuk menemaninya di neraka kelak. Usaha itu ditempuh iblis dengan menggoda Adam AS agar pergi dari Surga, yaitu dengan membujuknya memakan buah khuldi yang dilarang oleh Allah Swt untuk dimakan. Iblis terus berbisik pada Adam dan Hawa bahwa Al-Khuldi itu artinya boleh sehingga buah khuldi tersebut boleh dimakan.

Akhirnya mereka terkena rayuan iblis dan melanggar perintah Allah Swt untuk tidak makan buah khuldi. Sehingga Adam dan Hawa diturunkan dari Surga, yaitu ke bumi. Mereka berdua diturunkan di tempat yang berbeda, di ujung selatan dan utara Bumi sampai singkat cerita mereka bertemu kembali di Jamal Rahmah (sekarang). Kini tempat bertemuna Adam AS dan Hawa menjadi tempat yang wajib disinggahi ketika melakukan ibadah haji.

Melihat sejarah diatas maka kita patut berbangga bahwa nyatanya pada awal diciptakan malaikat dan iblis telah diperintahkan oleh Allah Swt unutuk bersujud pada manusia. Malaikat tak menolaknya, karena malaikat adalah makhluk Allah yang tak dikaruniai nafsu. Sehingga malaikat selalu tunduk dengan segala perintah Allah  tanpa sesekali membentah. Hal ini sangat berbeda dengan ibis yang perilaku sebaliknya.

Manusia sendiri selain dikaruniai akal juga dibekali nafsu. Bisa dikatakan manusia adalah perwujudan tengah-tengah antara malaikat dan iblis. Hal ini tergantung bagaimana manusia mengendalikan hawa nafsu dan akalnya untuk berpikir.

Dalam hidupnya  umat manusia akan selalu dihadapkan pada berbagai persoalan. Hal ini seringkali menyebabkan manusia lupa mengendalikan nafsu dan akal untuk berpikir. Dengan godaan iblis yang maha dasyat seringkali manusia lupa akan tujuannya diciptakan yaitu menjadi khalifah di bumi (khalifah fil ardhi). Terkadang manusia dapat dihinggapi rasa marah yang sedemikian hingga pada kondisi parahnya menjadi iblis yang berbentuk manusia. Terkadang juga manusia yang saking baiknya, selalu menuruti perintah Allah dan menjauhi laragannya sehingga hatinya seperti malaikat, merekalah manusia yang dapat mengendalikan nafsunya.

Jika kita lihat maka nafsu tak seluruhnya membawa pada penyimpangan-penyimpangan. Manusia akan membutuhkan nafsu dalam segala aktifitasnya mulai dari makan sampai belajar, karena nafsu juga selalu membawa pada keinginan. Termasuk keinginan untuk selalu berbuat baik melaksanakan perintah Ilahi dan menjauhi larangannya.

Menjadi poin utama yang harus diperhatikan manusia adalah menggunakan akal sehatnya untuk berpikir dan mengendalikan nafsunya agar selalu pada jalannya. Mengingat godaan iblis yang begitu pintar yang dapat memanipulasi sekat-sekat antara kebaikan dan keburukan. Contoh saja ketika seseorang berjilbab dengan tujuan untuk melaksanakan perintah Allah yaitu menutup aurat, tentu itu sangat bagus tapi ibis akan menggodanya misal ketika membeli jilbab. Kini yang dipikirkan ketika membeli jilbab adalah bagus tidak ya, ukuran bagus ini relatif adalah ukuran bagus dimata manusia, apakah ketika ia menggunakannya bagus dll. Begitulah diantara tipu daya iblis.

Selain nafsu manusia telah dikaruniai akal yang sesungguhnya agar manusia berpikir. Dengan akal sehatnya maka manusia membangun peradabannya sehingga berkembanglah manusia hingga kini dengan segala ilmu penetahuaannya. Manusia adalah makhluk yang dapat membedakan yang haq dan yang bathil. Mereka menggunakan akalnya untuk hal-hal tersebut. Sehingga inilah yang membedakan antara manusia dengan binatang. Ketika manusia tak dapat lagi menggunakan akalnya maka disaat itu ia tak ubahnya dengan binatang. Maha Besar Allah dengan segala ciptaannya.


Wrote by Umi Nurchayati

Lanjutan Tanangan Islam Kini..
Dari kiri: Ny. Hj. Hindun Anisah, Buya Husein, Prof. Muhammad Husain, Syaikh Bilal Al Ghanimi
dok: penulis 
Sedangkan tantangan eksternal yang disebutkan Syaikh Bilal diantaranya adalah ketakuan negara barat akan peradaban Islam, dimana diketahui bahwa dulu ada beberapa ideologi yang saling bermusuhan yaitu yang pertama adalah paham Sosialis, paham Kapitalis dan paham Islam, dimana paham Kapitalis berusaha mengandeng Islam untuk meruntuhkan Sosialis yang diwakili oleh negara Uni Soviet (Rusia).
Setelah paham Sosialis diruntuhkan maka tinggal dua paham yaitu Kapitalis dan  Islam dimana Kapitalis selalu mencari musuh dan yang saat ini dianggap musuh adalah Islam. Maka mereka menyebarkan isu-isu ajaran islam yang menakutkan, mereka mengembangkan isu bahwa Islam adalah agama yang radikal yang  akan mengancam kehidupan manusia dan yang lainnya sehingga menurut Syaikh Bilal bahwa sebenarnya istilah teroris dinyatakan oleh negara Barat sendiri. Mereka mengelak kebenaran bahwa Islam adalah agama yang menyebarkan kasih sayang.
Ketakutan negara Barat terhadap Islam dapat dipahami karena mereka menganggap bahwa ketika Islam berhasil menjadi peradaban besar maka akan mengancam eksistensi mereka. Sebenarnya menurut Syaikh Bilal ini adalah pemahaman yang keliru karena jika Islam menjadi pemahaman terbesar di dunia maka sebenarnya Islam sangat melindungi perbedaan atau sangat toleran terhadap adanya perbedaan.
Bahkan mereka yang tidak memeluk agama Islam pun jika mereka berada dalam kekuatan Islam maka mereka akan mendapatkan perlindungan darah mereka. Terdapat satu hadist bahwa siapapun yang membunuh orang yang berlindung dibawah Islam meskipun ia bukan orang Islam maka orang yang membunuh itu tidak akan bisa masuk Surga dan jaraknya dengan suga adalah sepanjang 40 tahun perjalanan.
Tantangan eksternal kedua adalah globalisasi, banyak yang menganggap Islam tidak menerima perkembangan tekmologi padahal sebenarnya Islam sangat respek pada hal tersebut selama perkembangan teknologi adalah dalam rangka memberikan kemaslahatan pada orang banyak. Syaikh Bilal menyatakan bahwa mencari ilmu kapan pun dan dimanapun adalah yang dituntut dalam Islam karena ilmu itu berkembang.
Ketiga adalah peran ulama perempuan, Perempuan harus mengambil peran seperti sahabat-sahabat Rasulullah, salah satunya adalah Umul Mukminin itu sendiri yaitu Aisyah r.a, Fatimah binti Muhammad, Sayyidah Khamsa, Sayyidah Nafisah yang merupakan guru dari Imam Syafi’i dan masih banyak lagi.
Mereka semua adalah para ulama perempuan yang telah memberikan konstribudi besar dalam dakwah Islam. Seperti Aisyah r.a meriwayatkan sebanyak 2.210 hadist. Jadi istri Rasulullah Sayyidah Aisyah adalah yang paling banyak meriwayatkan hadist setelah Abu Huraira dan Abdullah bin Umar r.a.
Syaikh Bilal juga menyebut bahwa salah satu ulama mengatakan bahwa jika seluruh keilmuan ulama perempuan pada saat itu dikumpulkan maka keilmuan Aisyah adalah keseluruhan ulama perempuan pada saat itu. Hal ini menunjukan bahwa ulama perempuan memiliki andil yang sangat besar dalam ikut menyelesaikan tantangan-tantangan yang dihadapi oleh umat Islam saat ini sehingga diharapkan umat Islam memiliki kekuatan dalam menghadapi berbagai tantangan atau permusuhan dari negara-negara yang memusuhi Islam itu sendiri dan terwujud Islam Rahmatallialalamin.

Wrote by Umi Nurchayati


 
Dari kiri: Nyai Hj. Hindun Anisah, Buya Husein, Prof. Said Aqil Husain Muhammad, Syaikh Bilal Muhammad Afifi
Dok: almunawwir.com
Menurut Syaikh Bilal Muhammad Afifi Ghanim dari Al-Azhar University menyebut dua tantangan Islam kini yaitu tantangan internal yang berasal dari umat Islam sendiri dan tantangan eksternal dari luar islam. Hal itu Beliau ungkapkan pada Muktamar Pemikiran Santri Nusantara yang digelar di Pesantren Krapyak, Yogyakarta pada Kamis pagi (11/10). Berikut dimulai dari tantangan internal, termasuk di dalamnya yaitu;
Pertama, tantangan masalah terorisme yang dapat melemahkan masyarakat Islam. Syaikh Bilal mengatakan bahwa terorisme tak hanya sebagai tantangan internal melainkan juga ekternal, karena meski pelaku terorisme adalah orang Islam sendiri tetapi justru pemimpin aksi-aksi terorisme selalu mendapatkan perlindungan  dari negara non muslim, sehingga terorisme juga dimanfaatkan oleh negara-negara yang tidak pro Islam untuk melemahkan Islam.
Kedua, Kesalahan dalam memahami ajaran Islam, ada kelompok-kelompok Islam tertentu yang menafsirkan agama Islam ini adalah ajaran yang baku dimana dilakukan oleh Nabi Muhammad dan para sahabatnya serta tidak menerima perubahan sesuai perkembangan zaman dan tempat.  Padahal ajaran Islam sendiri bersifat universal yang mampu dipakai dalam segala zaman dan tempat.
Ketiga, Kerusakan moral, banyak para remaja beranggapan Islam adalah ajaran yang membatasi kebebasan sehingga mereka justru menanyakan beberapa hukum-hukum yang telah ditetapkan dalam Islam itu sendiri, salah satunya adalah kenapa di dalam Islam mengharamkan khamr  dan mengharamkan zina.
Mereka (para remaja) tidak mengetahui dan memahami bahwasanya diharamkannya khamr adalah dalam rangka untuk melindungi mereka sedangkan diharamkannya zina adalah untuk melindungi nasab (keurunan), dengan diharamkannya  zina maka nasab (garis keturunan) seseorang itu menjadi jelas. Maka Islam mengharamkan zina bukan untuk membatasi kebebasan melainkan untuk melindungi mereka dari perbuatan-perbuatan yang dapat merusak keturunan (nasab).
Kemudian diharamkannya khamr Syaikh Bilal menyebut bahwa jika dipahami secara benar diharamkannya khamr ini adalah dalam rangka untuk melindungi dan menjaga akal, sebab jika orang minum khamr akalnya akan rusak dan hilang, jika orang itu akalnya sudah rusak dan hilang maka  tidak ada bedanya orang itu dengan binatang.
Keempat, Munculnya berbagai kelompok dan perbedaan dalam agama Islam, yang mana diantara kelompok justru menyalahkan dan mengkafirkan kelompok lain sehingga tidak dapat bahu membahu dan saling menguatkan antara kelompok Islam.
Menurut Syaikh Bilal, tidak semua negara Barat memusuhi Islam, ada sebagian yang bisa berdampingan  dengan kelompok / negara Islam tetapi ada sebagian yang lain yang memang  memusuhi Islam. Jadi sesungguhnya musuh Islam dari negara Barat ini adalah yang berusaha melemahkan Islam dengan tantangan-tantangan yang disebutkan tersebut.
Tantangan lain yang dapat melemahkan Islam adalah gerakan pemurtadan dan pendangkalan akidah pada generasi Islam. Jadi generasi Islam dijauhkan dari ajaran agama yang sebenarnya dan menyimpang dari kebenaran Al-Qur’an yang sebenarnya, sementara musuh-musuh Islam sendiri telah mengakui kebenaran dari ajaran Al-Qur’an.
Jadi perkembangan teknologi dan berbagai macam penelitian yang telah dilakukan negara-negara Barat yang tidak mengakui ajaran Islam kini telah membenarkan kebenaran Al-Qur’an yang tidak bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Akan tetapi di sisi yang lain mereka berusaha menjauhkan dari akidah yang benar ini dalam rangka melemahkan kekuatan Islam.
Bersambung ke Tantangan Eksternal...

 *
Note: Tulisan ini pernah saya kirimkan ke salah satu media tetapi karena belum dimuat jadi saya post dulu di blog, sebelum usang ^^





Wrote by Umi Nurchayati

Jika cinta hanya tentang kamu dan dia
Sempit sekali cinta
Jika cinta hanya tentang bersama selamanya
Jumud sekali cinta
Cinta adalah rahmat
Tak hanya untuk kamu dan dia
Tapi untuk mereka pula
Jika tak rela
Pantaskah disebut cinta?

-5.37

Wrote by Umi Nurchayati
Gambar: Cover Kitab Rawai'ul Bayan oleh Syaikh Ali Asshobuni


Malam ini ialah sesi ngaji di kelas Rabi’ dengan Kitab Rawai’ul Bayan karangan Ulama Kontemporer yaitu Syaikh Ali Asshobuni. Kitab ini dibawakan sangat menarik oleh Pak Taj, begitulah kami biasa memanggilnya. Bernama asli Tajul Muluk, selain sebagai Pengajar di Komplek Q, Pak Taj juga seorang dosen di sebuah kampus Islam negri di Yogyakarta.

Kitab Rawaidul Bayan sendiri merupakah kitab tafsir. Menurut Pak Taj pengarang kitab ini, yaitu Syaikh Ali Asshobuni juga sangat dikagumi dalam dunia akademik, selain di dunia pesantren tentunya. Beliau berasal dari Aleppo, Syiria.

Malam ini kami masih membahas Bab “menikah dengan ahli kitab”
Apa itu ahli kitab?
Ialah ahli kitab-kitab Allah, yang menguasai kitab kitab Allah selain Al-Qur’an. Dalam al-Qur’an sendiri disebutkan pelarangan atas menikahi seorang ahli kitab. “wanita muslim dilarang menikahi laki-laki ahli kitab” sedangkan “laki-laki ahli kitab diijinkan menikahi wanita ahli kitab”.
Kenapa ayat itu muncul, bahkan seolah olah tidak adil karena hanya laki-laki muslim saja yang dibolehkan menikahi ahli kitab sedangkan wanita muslim tidak.

Perlu diketahui itulah Islam, semua hal memiliki kedudukannya masing-masing. Begitupun manusia. Laki-laki dan perempuan memiliki kedudukannya masing-masing, memiliki fungsi masing-masing, serta hak dan kewajibannya masing-masing. Yakinlah kesemuanya itu adalah bentuk keadilan yang Kuasa.

Jika kita meyakini Islam yaitu yakin pada rukun Islam, lalu mana yang harus didahulukan antara yakin dan nalar/pengetahuan?

Menurut saya memang yakin harus didahulukan, karena jika seseorang sudah berislam artinya ia meyakini dengan sepenuh hatinya bahwa Allah Tuhannya dan Muhammad utusannya, itulah iman, meyakini berarti mengimani. Hal itu bukan kapasitasku untuk menjelaskannya. Saya hanya santri amatir. Akhirnya kenapa kita harus yakin karena banyak hal yang tak dapat pula dijelaskan oleh nalar tapi terjadi dan ada. Apalah manusia dengan berbagai kekurangan yang meyertainya.

Lanjutkan lagi tentang ahli kitab dan pernikahan dengan ahli kitab, menurut pak Taj seorang laki-laki ialah seorang pemimpin sehingga ia bisa mengajak istrinya untuk bersama memeluk agamanya, karena seorang laki laki memanglah ditakdirkan sebagai pemimpin, ia dilengkapi dengan segala kelebihannya dibandingkan wanita. Tentu saja ini dengan perbandingan yang setara.

Kita akui bahwa semua agama memiliki pesan syiar atau ajakan. Lantas kenapa kita mengecam kristenisasi?
Begitulah menurut pak Taj, selain berlatar belakang pesantren, pemikiran beliau lebih modern dari ulama-ulama salaf.

Lalu ada santri bertanya, Boleh menikahi ahli kitab itu kan dulu, nah sekarang kita tahu bersama bahwa contohnya saja kitab Injil telah mengalami perubahan beberapa kali. Lantas sesungguhnya ahli kitab itu sudah idak ada di zaman sekarang karena tak ada lagi yang benar-benar mengkaji kitab Injil yang asli seperti Injilnya Nabi Isa AS?

Sebelum menjawab pertanyaan itu Pak Taj mengingatkan bahwa bagian dari rukun Iman yaitu iman kepada kitab-kitab Allah. Yang perlu digarisbawahi bahwa kitab-kitab Allah itu tidak hanya al-Qur’an saja, ada kitab Zabur, Taurat, dan Injil yang diturunkan terlebih dahulu sebelum al-Qur’an. Banyak umat muslim sering melupakannya, bahwa sesungguhnya Kitab Allah juga diturunkan pada agama-agama samawi sebelumnya dan pada Rasul-Rasul sebelumnya.

Untuk menjawab pernyataan bahwa, Alkitab telah mengalami beberapa perubahan maka harus terlebih dahulu dilakukan penelitian. Karena jika dilihat dari pendekatan historis dan hermeneutik maka kembali muncul pertanyaan. Apakah Injil yang beredar sekarang ialah Injil yang sudah mengalami banyak perubahan lalu didistribusikan ke seluruh negara-negara atau bisa jadi adalah versi terjemahan dari aslinya.

Karena bahasa juga memiliki keterbatasan, jangankan berbeda bahasa, berbeda orang pun akan memiiki hasil pemikiran yang berbeda dalam menyimpulkan sebuah teks. Hal itu disebut tafsir, dimana merupakan hasil pemikiran seseorang yang tentu saja secara langsung dipengaruhi kondisi sosial sekitarnya. 

Maka dari itu para Ulama Islam melarang beredarnya teks terjemahan atau tafsir al-Qur’an tanpa disertai teks aslinya (teks arab) agar bisa dilihat yang asli. Dengan melihat teks asli maka akan ketahuan jika ada kesalahan terkjemah atau tafsir, karena dalam bahasa arab sendiri terdapat alat-alat untuk mengartiakan suatu teks. Disini ilmu nahwu, sharaf dan balaghoh memiliki peranan yang vital.
Kesimpulan akhir dalam kitab Syaikh Ali Asshobuni tersebut diantaranya:
1.       dilarang menikahi wanita musrik (dimana musyrik disini ialah dimaksudkan pada orang-orang yang tidak memeluk agama samawi).  Agama samawi sendiri yaitu agama dari Allah, bukan buatan manusia. Yang mana dalam penyampaiannya melalui Nabi dan Rasulnya.
2.       Laki-laki muslim boleh menikahi ahli kitab asalkan tidak dikhawatirkan akan menimbulkan kebingungan pada anak-anaknya kelak.
3.       Wanita muslim dilarang menikah dengan ahli kitab.

Melihat dan mendengar penuturan Pak Taj, kami hanya berpikir akan makin bodohnya kami, banyak yg belum diketahui, dan masih begitu sempitnya pandangan kami. Sungguh kebenaran hanya milik Allah Azza wa Jalla, punya apa manusia jika selalu merasa benar.

Itulah salah satu guru ngaji kami, selalu mengajak berpikir dan membuka wawasan seluas-luasnya. Begitupun cuplikan tulisan ini diambil dari  memory yang saya ingat dari ngaji malam Kamis waktu itu, wallahualambisshoab. Penafsiran penulis juga tak lepas dari kondisi sosial dan latar belakan saya, Semoga kita selalu diberi petunjuk oleh Yang Kuasa.





Wrote by Umi Nurchayati
dok: pribadi

Hari kemerdekaan Indonesia, hari dimana seluruh warga negara Indonesia memperingati hari kemerdekaannya, hari kebebasannya dari penjajahan beratus-ratus tahun. Tentu Hari Kemerdekaan RI atau sering disebut Dirgahayu RI menjadi sebuah hari yang fenomenal dan memorial bagi warganya, Upacara peringatan rutin diadakan setiap tanggl 17 Agustus.

Dahulu orang menangis "mrebes mili" ketika merayakan upacara bendera, penuh penghayatan mengingat perjuangan para pendahulu, mengingat banyaknya darah yang telah ditumpahkan, dan mengingat konflik kemerdekaan yang pilu.

Hari ini masih sama, seluruh warga negara ini masih melakukan upacara bendera, bahkan kini peringatan semakin kencang. Banyak lomba diadakan sampai banyak pula hadiah ditawarkan untuk peringatannya. sungguh semua itu hanyalah simbolisme dari sebuah perayaan. simbolisme yang dahulu agung sekarang bagai barang untuk mengencangkan sabuk penjualan.setidaknya masih ada perayaan, berarti masih dikenang, masih lebih baik daripada tak ada.
***

Kini saya hanya ingin memperingati hari kemerdekaan dimanapun, asal bermanfaat asal bermakna. Seperti peringatan kemerdekaan RI setahun yang lalu, saya dan teman-teman KKN memperingatinya di Timur Indonesia, di tempat pengabdian kami yaitu Kampung Suku Kokoda, Papua Barat.

Sebenarnya peringatannya cukup sederhana, diadakan banyak perlombaan dari makan kerupuk, renang, sepak bola sampai panjat pinang. Biasa saja, renangnya air bajir dari sungai yang menguap akibat hujan deras, sepak bola dengan memakai sarung di tanah berlumpur nan becek, sampai panjat pinang setelah hujan reda. Waktu itu memang sedang musim hujan, sekali hujan bisa berakibat banjir sampai selutut lebih. Tapi hujan memang bukanlah alasan untuk bermalas-malas. seperti itulah yang saya pelajari dari cara hidup masyarakatnya, buktinya ketika sungai menguap justru dijadikan tempat lomba renang, ketika lapangan becek dijadika lomba sepak bola. Alam memang anugerah terbaik ketika kita mau menerima. Semua yang dikehendaki alam dan kita ikuti justru menambah kenikmatan, segala perlombaan menjadi lebih berarti.

Semangat warga benar-benar di pompa, bergotong royong bahu membahu menyiapkan semua perlombaan. Tak peduli hujan tak peduli becek tak peduli banjir. semua terasa syahdu, melihat warga bersorak, sedikit mengacak-acak hati saya. membuat saya sadar bahwa Indonesia begitu agung di mata masyarakatnya, dari ujung Barat sampai ujung Timur. Hanya warga picik dan sakit yang tak bersyukur hidup di negara yang makmur, aman, tentran dan tak ada perang.

Jika ditanya dimana saya ingin menghabiskan perayaan hari kemerdekaan, tentu saja jawabannya adalah di tempat yang sama seperti setahun yang lalu. Rasa ingin kembali di tengah-tengah warganya selalu hadir,  dengan semangat 17, dengan persabahatan alamnya dan dengan keceriaan di segala kondisi. Tapi  waktu memang tak bisa diulang. Setidaknya kepergian saya setahun lalu membuat saya sadar bahwa bukan dimana tempat kita memperingati hari kemerdekaan, tapi dimana nurani hadir dan menjadi makna untuk bersama membangun tanah air tercinta.

NB: Sedikit dan beberapa kata dalam tulisan ini pernah saya sematkan pada komentar video give away
Wrote by Umi Nurchayati

1.      Bahagia
Bahagia itu ada pada raupnya sedih
Sedih adalah pada ingatan bahagia
Bahagia mencair menjadi sedih
Sedih menguap menjadi bahagia

Bahagia dan sedih laksana komandan
Saling bertaut
Tak saling bersahabat

Selalu saja seperti itu tuan
Ada sedih dan bahagia yang tak pernah taat
Pun temu dan tinggal yang selalu bersaut

@uminurchayatii
Yogyakarta, 2018

Wrote by Umi Nurchayati
Yang membuat kenyang itu beda-beda memang,

Ada yang kenyang makan roti, ada yang kenyang makan sego pecel,
pun ada yang belum kenyang makan nasi padang.

Ada yang kenyang dengan shodaqahnya, ada yang kenyang dengan kepintarannya,
ada yang kenyang dengan kerajinannya, ada pula yang kenyang dengan sembayang.

Ada yang kenyang dengan gajinya,
ada pula yang belom kenyang dengan gaji orang.

Nafsu membuat makhluk tak pernah kenyang,
selalu merasa lapar tak pernah nrima
Nafsu memang tak bisa kenyang,
Nafsu hanya bisa di didik dan dikawal

Walau tak kenyang, setidaknya tak guncang.


 @uminurchayatii
Jogja, 08/08/2018

Ilustrasi
Wrote by Umi Nurchayati
ilustrasi
CATATAN UNTUK DIRI


Suatu pagi seseorang meminta tolong dengan nadanya yang seolah-olah seperti sudah tak mampu berdiri, padahal kenyataannya hanya masuk angin biasa. Keluhannya batuk dan pusing ringan, waktu kutanya sakit apa ia menjawabnya masuk angin. Saya pun memberikan pertolongan dengan apa yang bisa saya lakukan, biasanya membelikan makan dan suplemen kesehatan. Ia terus mengeluh tentang sakitnya, katanya kecapean terlalu banyak kegiatan dll sehingga waktu itu ia selalu meminta tolong. Semua teman temannya menolong dengan selow dan ada beberapa teman yang tak ambil peduli. Sebenarnya kami tinggal di sebuah kompleks asrama, jadi terdapat banyak anak untuk setiap satu kamar. Untuk kamar dengan ukuran 3x4 seperti kamar kami ini dihuni sekitar 5 sampai 6 orang.

Semua akan tumbang pada waktunya
Di kala kita sehat terkadang ada yang terlupa yaitu sakit, benarlah lagunya Opik akan “ingat 5 perkara sebelum 5 perkara”. Yang akan ku bahas minggu ini ialah sehat sebelum sakit. Bukan bermaksud menggurui karena note ini sebagai pengingat juga untuk diri. Terkadang apa yang kita tak bayangkan akan begitu saja menghujani diri kita, begitu pula dengan sakit bisa datang kapan aja tanpa mengenal waktu. Pernah aku alami aku benar-benar dalam kondisi yang fit, dengan sombongnya ku melalai kemana-mana. Berkativitas seharian tanpa kenal lelah, makan telat, dll.

Sebenarnya aku juga biasa makan telat, sarapan juga sering sekali bersamaan dengan makan siang. Istilahnya mungkin dijamak ya, hal tersebut pasti sudah menjadi kebiasaan banyak pelajar dan mahasiswa. Masuk pagi entah untuk sekolah, pergi ke kampus atau bekerja membuat beberapa orang tak sempat sarapan. Hingga suatu hari, aku pun tumbang. aku masuk angin dan harus istirahat seharian. Banyak tugas dan deadline mundur dari waktu yang ditentukan. Di saat seperti itu benar-benar menyiksa. Dikala tumbang baru kita sadari, betapa nikmatnya sehat, makan enak, tidur nyenyak.

Ketika waktu tumbang datang manusia hanya bisa meminta. Meminta kesehatan pada yang Kuasa itu pasti, meminta tolong pada teman juga pasti. Memang kodrat sebagai makhluk sosial bagaimana lagi.. Namu ada satu hal yang tidak kusukai dari orang sakit, yakni keluhan. Menurutku keluhan hanya membuat situasi lebih memburuk, mindset menjadi negatif. Banyak hal penyebab sakit sebenarnya, kalau menurut kitab “Tanwirul Qulub” karya Syaikh Amin Al Kurdi dari Irak yang kitabnya sering dikaji di malam Sabtu, mengatakan bahwa ada tiga hal penyebab sakit. Ketiganya adalah; 1).sakit karena diingatkan Allah SWT untuk beristirahat dan tadabbur, hal ini menjadikan sakit sebagai rahmah dan karunia sehingga dapat meleburkan dosa-dosa orang yang berpenyakit 2).sakit karena azab, hal ini lebih kepada murka Allah, sakit yang diderita bisa jadi disebabkan karena dosa-dosa baik pada sesama manusia dan pada Sang Pencipta. 3) sakit yang ketiga disebabkan karena kemaksiatan, maksiat dan dosa-dosa besar (dosa kecil juga bisa menjadi besar jika dilakukan terus menerus) maksiat membuat hati menghitam sehingga cahaya Allah tak lagi mampu menembus, dalam hal ini kemaksiatan adalah sumber dari penyakit, baik sakit jiwanya ataupun fisiknya.

Jadi kalau kita terkena sakit coba dikroscek kembali, karena apa kita sakit. Jika bagi penuntut ilmu kita berhak berhusnudhon bahwa sakitnya sebagai bentuk rahmah Allah sebagai pengingat, boleh jadi pengingat untuk istirahat, atau boleh jadi agar lebih meluangkan waktu untuk mengingat Tuhannya dan melepas kesibukannya beberapa saat dan menata kembali segala prioritasnya, untuk selalu menjadikan Tuhannya prioritas dan untuk selalu menjaga kemesraannya dengan Sang Pencipta.

Kembali lagi pada keluhan, karena menurut saya perilaku seperti itu menunjukan ketidaksyukuran, ia lupa bahwa sakit juga bisa berarti kasih sayang Tuhannya. Kecuali jika pernah melakukan kemaksiatan-kemaksiatan lain  (bisa bermaksiat pada sesama makhluk Allah atau pada Tuhannya sendiri), maka dibutuhkan obat yang tepat. Yang dibutuhkan oleh orang yang berpenyakit memanglah obat, obat yang pas akan membawa kesembuhan. Jenis obat pun beragam, jika sakit hati dan jiwa maka dibutuhkan obat hati. Seperti lagunya Opik “obat hati ada lima” (sudah pada hafal kali ya), jika obat raga maka ramulah obat untuk raga.

Sejatinya disyukuri, dengan sedikit sakit menandakan sinyal dari tubuh yang meminta haknya untuk diistirahatka sejenak, harusnya kita sendiri yg menyadari itu. Jika masih sanggup berjalan maka melangkahlah. Janganlah menjadi orang yang berpikir bahwa kamu yang paling capek dan paling bekerja keras. Sungguh di luar sana masih banyak sekali yang lebih padat kegiatannya, yang bahkan mungkin buat makan aja tak sempat dan harus mencuri curi waktu. Tapi bukankah seperti itu berati ia tak mensyukuri nikmat waktu yang diberikan Tuhan?

Semua orang diberi waktu 24 jam dalam sehari, dalam sehari itu ada yang bisa menyelamatkan nyawa, ada yang bisa menang lomba, memenagkan tour ke luar negeri, bertemu jodoh, bertemu kawan lama, dan menyambung silaturahmi.

Lalu apa yang sudah kita perbuat sehingga sudah berani-beraninya mengaggap diri orang tersibuk dan yang lain tidak. Bukalah mata lebar-lebar, jangan picik. Banyaklah membaca, membaca dunia salahsatunya agar daya pandangmu semakin jauh. Syukurilah nikmatmu, jangan mengeluh. Hanya butuh kerjakan yang terbaik saat ini.

Sampai jumpa besok, jika aku bertemu kamu lagi dan kamu masih menganggap dirimu paling banyak berkegiatan maka aku berani bertaruh bahwa kamu belum mempelajari managemen, prioritas dan optimalisasi waktu, dan kamu harus belajar. Aku pun masih belajar, tapi nanti kita belajar bersama tak jadi masalah bagiku, berproses bersama menuju versi terbaik diri. See you!!

Sungguh, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan?

Wrote by Umi Nurchayati



Ilustrasi
credit: uminc


Aku
Terbawa oleh ombak
Terhembus oleh angin

Aku
Dibangun oleh tawa
Dibentuk oleh lara

Aku dan lara
Bersahabat dengan diri
Tapi tidak dengan hati

- umi nur chayati
Yogyakarta, 2018

Wrote by Umi Nurchayati
Ilustrasi,
In frame: umi nc, credit: kawan


Untuk apa aku diciptakan?
Mengapa aku diciptakan?
Mengapa diri ini aku?

Tiga bait diatas adalah pertanyaan dasar bagi orang-orang yang berpikir. Ya, sejatinya yang berakal adalah berpikir. Manusia diciptakan dengan karunia akal yang membedakan dari makhluk-makhluk lain.
Semua makhluk diciptakan sama
Punya hak hidup, makan, bernafas, dan tumbuh
Manusia diciptakan sama, semuanya sejajar dan mengemban tugas yang sama yakni sebagai khalifah di bumi. Allah Swt. Sendirilah yang telah melekatkan tugas tersebut secara jelas dalam nashNya di Al-Qur’anul karim, lantas bagaimana seorang khalifah fil ardhi itu? selanjutnya apa yang harus kita lakukan, apa yang harus kita perbuat?

Sebenarnya di kala ku masih kecil, aku juga belum memikirkan akan hidup ke depannya, membayangkan seperti apa pun belum. Waktu itu kita hanya masih berpuas pada cita-cita. Seiring berjalannya waktu, semua yang hidup itu tumbuh dan berkembang. Kita lalui apa yang disebut proses, dalam proses itu aku, kami dan kita semua berkembang, langkah-demi langkah yang dilalui membawa pada berbagai macam perubahan. Manusia memang diberi wewenang untuk berpikir sehingga akhirnya selalu membawa manusia pada proses perubahan. Selalu ingin berubah lebih baik dan belajar dari pengalaman hari kemarin.itulah manusia, itulah aku kamu kami dan kita semua.

Sebagai orang mukmin telah diberikan petunjuk dari Tuhan nya langsung, Al-Qur’an telah diturunkan Allah Stw. Sebagai petunjuk untuk menggapai kesejatian hidup. Hidup yang selamanya, hidup yang kekal dan langgeng sampai di akhirat kelak. Bagi orang mukmin, telah pula diutus Nabi Muhammad SAW sebagai penutup para nabi dan rasul untuk menjadi suri tauladan, mengajarkan Islam, menyebarkan agama rahmah.

Aku pun baru berfikir sejatining urip ialah sejak belajar di pondok pesantren. Dunia pesantren mengajariku banyak hal. Awalnya aku heran, kenapa banyak orang rela mengabdikan dirinya disana. Banyak guru tak dibayar dan selalu hadir jika tak ada kepentingan mendesak, banyak juga santri yang rela memasakan makanan untuk seluruh warga pesantren tanpa diupah, pun ada juga yang rela sebagai tukang selalu siap membenarkan segala fasilitas pesantren yang terkadang rusak, sampai saluran air yang sering mampet. Dunia pengabdian begitu terasa tanpa koar-koar sana-sini.

Awalnya aku juga bingung kenapa mereka mau melakukannya. Sejak tujuh tahun lalu, sejak beberapa hari di awal  aku mengenal pesantren,aku mempertanyakannya. Hingga sampai empat tahun itu aku mulai mengerti perlahan. Sebagai manusia pasti mereka punya hal yang mendasari perbuatan, itulah sedikit pengertian alasan. Terkadang kita tak akan mengerti alasan yang dipakai setiap orang.

Dalam dunia pesantren dikenal istilah ‘Barokah’. Kata barokah menjadi sebuah term akan keridoan sang Kyai. Ketika sang guru ridho dengan muridnya maka murid tersebut akan dengan mudahnya menerima apa-apa yang diajarkan gurunya. Karena Barokah lagi-lagi membawa pada prinsip, bukankah doa orang-orang shaleh itu diijabah oleh Allah Swt. Asalkan kita ikhlas melakukannya maka pahala tak hentinya akan mengalir ak henti-hentinya, pada akhirnya pintu kemudahanpun akan terbuka.

Semua orang bebas untuk menghayati hidupnya, masing-masing juga mempunyai pemaknaan senndiri dalam menjalankan tugasnya sebagai khalifah fil ardhi, ada yang dengan belajar giat, sedekah terus menerus, membantu orang lain, menjaga keamanan negara dan masih banyak lagi. 
Saat ini dalam prosesku aku hanya ingin hidupku ini bermanfaat, agar hidupku ini bisa dikenang, terlebih di pelajari cara hidupku. Sekarang aku hanya ingin menebar manfaat, tak peduli dimana pun, tak peduli kapan pun. Sebagai khalifah fil ardhi, aku hanya ingin menebar manfaat sebanyak mungkin.
Wrote by Umi Nurchayati


Gadis Kampung Warmon berdiri disamping bendera Merah Putih yang ia tancapkan di halaman rumah warga
credit: umi
Senin minggu ini adalah hari pertama diadakannya lomba 17an. Serangkaian acara sudah disusun, segala persiapan ditempuh. Dengan tema “Merajut Mimpi Dalam KeBhinnekaan” yang tiba-tiba terceletuk dari mulut seorang teman saya, sebut saja Kahfi. Ditengah rapat sebelum hari itu, yang diadakan mini panitia 17-an, semua anak bingung menentukan kapan perlombaan-perlombaan yang sudah disusun dan dibuat list itu akan diadakan. Terang saja, iklim saat itu memang tak menentu, hujan terus mengguyur tak peduli pagi, siang dan malam. Membuat jalan becek bahkan sampai banjir. Banjir di Warmon Kokoda tak bisa dianggap remeh karena sungai akan meluap dan berakhir banjir. Ketidakadaan daerah resapanlah yang membuatnya menjadi rawan banjir. Suasana malam itu hening di tengah rapat karena semua sibuk memikirkan tema yang akan diusung dalam serangkaian acara memeriahkan HUT RI yang ke 72 tahun tersebut. Sebuah suara memecahkan keheningan kala itu
“merajut mimpi dalam ke-Bhinnekaan”
Sontak saja langsung dibanjiri sedikit olokan dari teman-teman tapi tetap dipertimbangkan.
“mungkin bisa diterangkan maksud merajut mimpi dalam kebhinnekaan itu saudara Kahfi” timpal Ade yang merupakan ketua panitia 17 Agustus.
Dengan segala pertimbangan dan dukungan dari beberapa anggota lain akhirnya tema yang terceletuk dari sebuah ketidaksengajaan tersebut diputuskan menjadi tema  acara dan suasana kembali mencair penuh canda.
Banner Prayaan Hari Kemerdekaan RI yang dipasang di Kampung Makbusun
credit: MBN 

***

12 Agustus 2017
            Sunrise yang indah dan banjir menyambut pagi kami, entah berapa kubik air yang jatuh di Kokoda dalam semalaman itu. Baru malamnya saya dan beberapa anak lain pulang dari tempat Budhe berjalan kaki melewati tanah pecek seperti biasa, paginya sudah banjir setinggi lutut laki-laki dewasa. Dalam rumah yang tak lebih luas dari 30 m2 itu kami terkungkung menunggu air surut, juga menunggu sarapan yang tak kunjung masak.
            Memasak di Kokoda memang tak mudah, perlu sedikit peluih untuk sekedar membuat sarapan. Ketiadaan air bersih memaksa beberapa laki-laki yang piket[1] di hari itu mencari air bersih untuk sekedar mencuci sayur dan beras, sementara untuk memasak kami masih mengandalkan air galon yang dibeli di warung Bu Sur di kampung transmigran depan yang rumayan jauh, dan air hujan yang turunnya tak menentu.
            Akhirnya sarapan pagi itu yang menjelang siang lebih tepatnya masak, sayur kangkung seperti biasa menghiasi ruang tamu, ditambah tempe goreng yang cukup untuk lauk pagi itu. Sudah bagus sarapan pagi itu jadi sekitar pukul 10.00 WIT di tengah banjir seperti ini. Ohh.. iya walaupun tak ada air galon karena keterhambatan akses rupanya air hujan justru melimpah.  Air hujanlah sumber kehidupan pagi itu di rumah paling ujung yang dijadikan posko ke dua kami, sementara posko pertama dihuni oleh laki-laki yang berada agak didepan rumah posko dua yang dihuni perempuan dan beberapa laki-laki.
            Selang beberapa jam sampai menjelang siag rupanya air tak kunjung surut, tentu saja kami tak bisa tinggal diam terus di rumah seperti ini. Banjir pun akhirnya diterobos, tak peduli seberapa tinggi itu. Tapi rupanya kami masih kalah kreatif dengan masyarakat, mereka menggunakan kapal kecil (kano) untuk pergi ke warung Mercy membeli pisang goreng. Sepatu boot yang biasa digunakan rupanya tak cukup melindungi kaki, jadi lebih baik memakai sandal atau “nyeker” tak memakai alas ditengah banjir setinggi lutut seperti ini. Sejak saat itu banjir dan pecek sudah bukan halangan.
            “medkom tolong ada yang ke depan, itu ada lomba renang”
Rupanya banjir telah dimanfaatkan warga untuk mengadakan perlombbaan yaitu lomba renang, Bapak Desa lah yang telah menginisiasi warganya untuk lomba renang saja sekaligus menyambut hari kemerdekaan yang tinggal menghitung hari.

Keriuhan lomba renang di sungai Kampung Warmon
credit: video amatir format Instastory

            Aku langsung bergegas pergi ke depan tepatnya di dekat jembatan yang merupakan jembatan penyeberangan diatas suangai Warmon (kali Warmon). Sepatu boot berhasil kupakai karena air sudah sedikit surut. Ku tenteng Camera Canon Miroless, dengan langkah gontai langsung ku jebret sana sini. Beberapa momen menarik berhasil kudapatkan.
            “itu sudah.., benderanya disana,”
            “mantap sekali”
Komentar mama-mama dan remaja-remaja putri Warmon menambah kemeriahan perlombaan itu. tak hanya pandai berkomentar mereka juga turut menyemangati peserta sambil sesekali ikut merasakan cipratan Kali Warmon yang banjir itu. Bapak Desa yang mencatat para pemenang dengan dibantu Bapak Jalal, ketua RT.02 dan Sihe, salahsatu teman PPM kami.
Tak perlu banyak kata karena semangat 17 sangat terlihat, perebutan bendera merah putih yang ditancapkan di ujung kali Warmon begitu meriah, semua peserta menginginkannya. Berenang sekencang-kencangnya secepat-cepatnya menjadi satu-satunya pilihan untuk mendapatkan merah putih itu.
Klik Vlog Lomba Renang _ KKN-PPM MBN UMY Kokoda 2017
***




[1] (piket); bagian memasak, membersihkan rumah dll, giliran

Wrote by Umi Nurchayati
Tulisan ini saya terbitkan kembali setelah sebelumnya juga pernah dibuat sebagai caption dalam sebuah postingan instagram @mahardikabaktinusa. Bebarengan dengan keberangkatan tim KKN MBN UMY angkatan ke tiga pada Senin malam kemarin (25/6). Surat ini sedikit mengobati kerinduan kami akan Kampung Warmon Kokoda. Mendengar dan melihat kerinduan anak-anak kampung Warmon, maka seperti inilah kiranya sedikit ungkapan untuk mewakili kerianduan antara anak-anak Kampung Warmon Kokoda dan kawan-kawan Mahardika Bakti Nusantara;

Selamat berlayar adik-adik generasi 3 KKN PPM MBN UMY 2018. Kami yakin kalian adalah satu kesatuan yang hebat, semangat berproses, menebar manfaat membangun Nusantara.. wish u all the best
***

Surat dari Warmon

Rumah Baca Mahardika di Kampung Warmon Kokoda, Sorong, Papua Barat.
credit: medkom MBN



Kakak..
Su hampir dua tahun ini kami pu rumah baca, namanya Rumah Baca Mahardika, karena dibangun oleh kakak-kakak Mahardika bersama Warga kampung tahun 2016 silam. Di tempat inilah kami biasa berkumpul bersama kaka- kaka MBN. Banyak yang kita lakukan disini, banyak yang kaka MBN ajarkan, banyak pula yang kami bagikan pada mereka. Kami biasa bernyanyikah, belajar baca kah, mengerjakan tugas sekolah kah..
Tetapi ketika Oktober 2016 lalu kaka kaka MBN pergi kembali ke Jogja, Kami su sedih melepas kepergian mereka. Bererapa hari kemudian selepas kaka kaka MBN pergi, Rumah Baca menjadi sepi dan kami jadi jarang bermain disana.
**
Suatu ketika kami mendengar bahwa kaka kaka MBN akan kembali ke Warmon, tapi dengan orang yang berbeda. Kami sa senang sekali, walaupun bukan orang yang sama tapi kami pikir kaka kaka MBN itu selalu ramah dan menyenangkan, Jadi kami su tak sabar menyambut mereka.
Bersama kaka kaka MBN 2 kami kembali lagi meramaikan rumah baca. Kaka kaka selalu mengajak kami belajar, tetapi tak terasa belajar karena kami juga bermain. Kami baca peta, belajar mengetik kah, menonton film kah, bermain origami kah dan masih banyak lagi.  Sampai kami juga mengecat Rumah Baca Mahardika menjadi warna hijau, terkadang kaka kaka juga meminta kami mengajari bahasa Kokoda sampai makan pinang.
Sampai suatu ketika kesedihan kembali melanda kami, tepat di tanggal 4 bulan Oktober lalu kaka kaka ini kembali pergi ke Jogja. Air mata kembali menetes karena dalam waktu lama kami akan kembali kesepian, tak ada lagi yang mengajak kami menonton dan membuat origami di rumah baca.  
**
Kini kami hanya bisa mengenang kaka kaka MBN, kami tetap pergi ke rumah baca, kami juga sering menyanyi disana, tetapi tetap saja Warmon terasa sepi tanpa kaka kaka MBN.
Mungkin kalau saja ada kaka MBN lagi kami pasti sangat senang, entah kapan lagi kaka kaka MBN akan datang ke Warmon. Kami akan menunggu sampai saat itu tiba.

Wrote by Umi Nurchayati
Aksi damai menentang pelarangan penggunaan cadar di lingkungan Kampus UMY yang di glar di Fakultas Agama Islam UMY

Mengingat peristiwa demo cadar yang dilakukan mahasiswa aliansi yang menggungat pelarangan pemakaian cadar di lingkungan Fakultas Agama Islam UMY pada 19 Februari 2018, tentu peristiwa tersebut begitu membekas. Bak bom waktu, pemakaian cadar di lingkungan mahasiswa UMY memang semakin banyak. Pelarangan pemakaian cadar harus lah didasari oleh landasan yang kuat. Terlebih hal ini merupakan hal yang sensitif. Penggunaan atribut agama memang banyak di kampus, tetapi nampaknya majelis tarjih Muhammadiyah tak menganggap cadar sebagai bagian dari agama, kata salah satu dosen bahwa majelis tarjih juga tak menemukan kesunahan pemakkaian cadar dari Al-Qur’an, hadist dan sumber lainnya.
Pemahaman bahwa pemakaian cadar adalah sunnah agaknya muncul begitu saja, mereka selalu berlandaskan pada isteri-isteri Nabi Saw yang menyekat dengan tirai ketika ada sahabat Nabi. Saya tidak akan membahas mengenai hukum cadar dan sejenisnya. Persoalannya sekarang terletak pada pemakaian cadar yang semakin banyak di lingkungan kampus dan pelarangan pemakaian cadar di kampus. Tentulah sebuah peristiwa terdapat hal-hal yang mendasari kenapa bisa erjadi, menurut saya latar belakang itulah yang harus dicari untuk dicarikan solusinya.
Pertama, dalam hemat saya pemakaian cadar yang terus bertambah mengindikasikan bahwa banyak kalangan mahasiswa yang berkeinginan untuk lebih agamis, terbukti bahwa mereka beranggapan entang menutup aurat dengan benar dll. Kedua, meningkatnya pemakaian cadar juga tak bisa dilepaskan dari fenomena ngaji di medsos. Kita tahu bahwa di media sosial banyak dibagikan kajian-kajian, banyak pula mantan artis berubah menjadi ustadzah. Ini lah yang sesungguhnya harus di cover. Kehausan akan ilmu agama menjadikan banyak anak muda mencari sendiri, dan internet adalah salahsatu channel yang memungkinkan untuk hal itu. banyak kajian yang sumbernya juga tak begitu jelas. Ketiga, sebagai generasi Millenial perwujudan diri memang menjadi penting. Selera dianggap mempresentasikan diri mereka.
Kampus yang Unggul dan Islami melarang pemakaian cadar. Hal itu dipahami bahwa ini tak tepat dikatakan Islami, begitulah kiranya salah satu aspirasi dalam demo waktu itu. pihak kampus pun mempertegas bahwa pada saat pendaftaran masuk UMY para mahasiswa telah menandatangani sebuah kontrak yang berbentuk surat pernyataan yang berisian salah satunya tentang hal berbusana. Tetapi sebagian mahasiswa mengaku tak menemukan pelarangan bercadar dalam pernyataan tersebut.
Anggapan bahwa hukum bercadar itu sunnah telah menjadikan semakin meningkatnya kecenderungan mahasiswi utuk mengenakannya. Edukasi mengenai cadar atau niqab nampaknya perlu dilakukan pihak kampus. Tak heran sebagai kampus Muhammadiyah maka kebijakan kampus salah satunya juga dipengaruhi oleh majelis tarjih. Maka tagline Unggul dan Islami hendaknya di perjelas. Jika memang kampus bermaksud menjadikan kampus yang islami menurut Muhammadiyah, maka pemahaman pemahaman sesuai Muhammadiyah lah yang harus di tekankan. jika pihak kampus mempunyai misi untuk membentuk mahasiswa yang berkarakter keMuhammadiyahan maka sudah selayaknya tokoh-tokoh Muammadiyah selalu “dihadirkan” dalam keseharian mahasiswa. Maksdnya menghadirkan disini tak melulu tentang mendatangkan, akan tetapi menghadirkan pemikirannya yang bisa dilakukan oleh para dosen sembari mengajar dll.
Setidaknya dengan seperti itu maka akan bisa menghadirkan sosok, yang bisa dijadikan sebagai role model di kalangan mahasiswa. Edukasi memegang peranan penting dalam membentuk tindakan, dengan edukasi yang baik dan intens maka akan membawa mahasiswa pada Islami yang rahmatan lil alamin, sesuai dengan cita-cita Muhammadiyah. Selain itu kajian yang di isi ustadz dan ustadzah Muhammadiyah sebaiknya lebih sering diadakan dan sasarannya mendekat pada mahasiswa. hal ini saya rasa perlu agar kampus tak kecolongan oleh paham-paham lain, terlebih paham yang cenderung radikal.
Keputusan pelarangan cadar agaknya menjadi kurang tepat, karena sebagai mahasiswa sebagai pemuda sudah secara alami memiliki jiwa membangkang. Semakin di larang justru mereka akan semakin berusaha keras. Sebaiknya energi-energi positif kaum muda seperti itu diarahkan ke hal yang lebih urgent, seperti penolakan atas korupsi dll.
Melihat latar belakang tersebut maka unsur edukasi lah yang harus dikuatkan pihak kampus, bukan langsung pada pelarangan. Tetapi dengan pemahaman secara intensif justru akan lebih efektif di kalangan mahasiswa. Wallahu a’lam bis howab. (uminc, Mahasiswa ES FAI UMY-2014).

Wrote by Umi Nurchayati
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Wikipedia

Hasil penelusuran

Halaman

  • Beranda
  • Motivasi
  • KOLOM
  • PUISI
  • Sebuah Perjalanan
  • Stories / Notes
  • Tips & Trik
  • Who Am I

Jejak

  • ►  2024 (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2023 (2)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2022 (8)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  April (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2021 (9)
    • ►  November (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2020 (11)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (13)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (3)
  • ▼  2018 (18)
    • ▼  November (2)
      • JENIS-JENIS MAKHLUK
      • Lanjutan Tantangan Islam Kini..(Bagian 2)
    • ►  Oktober (2)
      • SYAIKH BILAL MUHAMMAD AFIFI GHANIM, AL-AZHAR UNIVE...
      • Langgam Cinta
    • ►  September (2)
      • Pengajian Malam Kamis (5/9) 2018
      • edisi kangen: Perayaan HUT RI
    • ►  Agustus (3)
      • Pertemanan Bahagia dan Sedih
      • Pembuat Kenyang
      • Semua akan tumbang pada waktunya
    • ►  Juli (3)
      • Ilustrasi credit: uminc Aku Terbawa ole...
      • REFLEKSI - Sejatinya Hidup
      • seulas senyum di sunset merah Kokoda: Semangat 17a...
    • ►  Juni (4)
      • Surat dari Warmon
      • Sebuah Opini: Kami Butuh Role Model!!
    • ►  Mei (2)
  • ►  2016 (1)
    • ►  Desember (1)
  • ►  2015 (6)
    • ►  November (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Mei (3)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2013 (4)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Februari (1)

Instagram

Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut

Popular Posts

  • Rahasia Para Pendo’a
      Sejak kecil anak-anak selalu diajarkan berbagai macam doa, mulai dari doa bangun tidur, mau makan, selesai makan,masuk/keluar kamar mandi,...
  • Memahami Keadilan Gender Dalam Islam #CeritaPendek
    Dok: Komplek Q Esok itu Yana pergi bersama teman-temannya, kepergian mereka bukan untuk jalan-jalan biasa. Mereka menyusuri sudut kota...
  • Menepis Ketakutan Belajar
      Doa belajar رَضِتُ بِااللهِ رَبَا وَبِالْاِسْلاَمِ دِيْنَا وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيَا وَرَسُوْلاَ رَبِّ زِدْ نِيْ عِلْمًـاوَرْزُقْنِـيْ فَهْمًـ...
  • Mengenal Perempuan
    Jumlah perempuan di Indonesia diprediksi mencapai kurang lebih 200 juta jiwa. Begitu banyak dengan total penduduk yang menempati peringkat 4...
  • Bersyi'ar dengan Cinta ala Mbah Kakung dan Mbah Putri
    Setelah beberapa hari lalu mbah terakhir saya, Mbah Putri dari pihak Bapak kapundhut dhateng Gusti Allah, saya jadi ingat Mbah Kakung juga ...
  • Review Buku: CRIME AND PUNISHMENT - FYODOR DOSTOEVSKY
      dok. pribadi Judul: Crime and Punishment ; Penulis: Fyodor Dostoevsky ; Penerbit: Wordsworth Classics ; Penerjemah dalam B. Inggris: C...
  • Menikah Bukan Untuk Lari dari Masalah
      Kamu lagi pusing ya..? "Yaudah nikah aja" Begitu tiba-tiba seseorang menjawabnya setelah kamu menceritakan problematika hidupmu....

Draft

  • coretan unc
  • Motivasi
  • Opini
  • Puisi
  • sebuah perjalanan
  • stories / notes
  • Tips & Trik

Mengenai Saya

Foto saya
Umi Nurchayati
Blog pribadi Umi Nurchayati @uminurchayatii | uminurchayatiii@gmail.com | "Dalam samudra luas, riak saja bukan"
Lihat profil lengkapku

Copyright © 2019 Bangun Pagi-pagi. Designed by OddThemes & Blogger Templates