Pandanglah, Masa Depanmu Pasti Cerah..

 


Tulisan ini saya dedikasikan untuk orang-orang tersayang yang selalu merasa insecure dengan dirinya, termasuk diri saya yang juga masih sering merasakaan ‘keinsecure-an’. Berbagi adalah hal yang asyik, mengupas berbagai sudut pandang dari setiap insan akan menemukan kamu pada hal-hal baru diluar diri.

Esok hari, seorang teman mendatangi tempat saya, lalu sedikit ia menceritakan tentang pekerjaannya yang sama sekali tak diinginkan. Di tempat bekerjanya ia merasa tak bisa menyalurkan inpirasinya. pendek kata mungkin ia hanya menganggap tempat kerjanya untuk mencari uang saja, namun tidak untuk belajar.

Banyak orang-orang khususnya anak-anak muda berpikir seperti itu, selepas lulus kuliah pekerjaan apapun dilakukan karena tuntunan kemandirian secara finansial. Tak peduli lagi ini apakah sesuai dengan hobi dan jurusannya semasa sekolah atau tidak. Uang terkadang menjadi satu-satunya alasan mengapa ia harus mendapat pekerjaan, apaupun itu.

Kondisi sulit memang selalu mendera selepas lulus kuliah, dihadapkan pada pilihan idealis dan pragmatis. Disini dibutuhkan banyak pertimbangan, akan menggadaikan sisi yang mana kita, atau merengkuh keduanya. Sebenarnya bukan perkara sulit untuk menapaki jalan idealismu sembari menapaki realitas sekelilingmu.

Orang-orang besar selalu dibentuk oleh keadaan yang tidak nyaman. Begitupun kamu yang salepas lulus kuliah juga sedang bingung. ingin jadi desainer tapi kok ya nggak punya mesin jahit dan peralatannya, harus beli dan harganya mahal. Akhirnya kamu memilih bekerja apapun dengan harapan bisa menabung untuk membeli mesin jahit.

Kita menjadi harus selalu mengingat bahwa tempat-tempat tidak menyenangkan seperti penjara, kampung yang kumuh, dunia pengasingan nan terkucilkan telah menunjukan bahwa manusia-manusia hebat bisa dilahirkan dari sana. Bung Hatta membawa berkoper-koper buku ketika diasingkan di Digul, bajunya hanya beberapa helai saja. ia mengatakan “tak apa-apa kalau dipenjara asalkan bersama buku”. Pramudya Ananta Toer, sang maestro sastra juga menghasilkan karya-karya terbaiknya di pulau Buru, tempat ia diasingkan. Juga orang seperti Choirul Tanjung, salah satu crazy rich Indoneia yang ternyata juga dilahirkan dari pelosok kampung.

Mungkin kata-kata motivasi sudah penuh dalam kepalamu. Sudah penat mendengarkan nasehat-nasehat yang terus datang, dan hati tetap tak tergerak. Santai, yang seperti itu bukan cuma kamu kok. Sebagai manusia biasa yang masih berharap-harap cemas tentang masa depan kita hanya harus menjalani peran hari ini juga mempelajarinya. Jangan anggap orang yang yang bekerja dan jualan di jalanan itu tak bisa jadi gurumu.

Setiap orang selalu memiliki sisi baiknya, galilah kebaikan dari orang-orang sekitarmu. Belajar dari kenyataan bahwa usaha itu bukan hanya seuatu yang terlihat saja secara lahir, ada juga yang namanya usaha batin yaitu kesabaran, keikhlasan dan cinta yang akan menjadi usaha terbaikmu. Mencintai pekerjaanmu saat ini mungkin sangat susah, Tak usah pula dipaksa. Tapi ingat kamu harus menebusnya dengan pekerjaan yang kamu cintai. Mungkin di siang hari kamu bisa bekerja, malam harinya lakukan hobi dan kesukaanmu.

Kata orang-orang besar suatu hal yang digeluti degan sungguh-sungguh pasti akan dipetik hasilnya, mungkin tidak dalam waktu dekat tapi pasti. Orang-orang besar yang kamu temukan di buku-buku motivasi itu sebenarnya adalah korban dari ketidaknyamanan. Keidaknyamanannya melahirkan spirit-spirit untuk melawan nasib dan keadaan.

Boleh saja kamu mengeluh, juga biarkan orang-orang mencelamu hari ini. Tapi tetap saja masa depan adalah misteri yang menunggu untuk diungkap. Kata orang jangan sesali yang sudah terjadi, lebih baik fokus menapaki jalan sekarang dengan hal yang lebih baik sambil mencari jalan-jalan menuju kecerahan masa depan. Setiap orang berhak untuk berjuang mati-matian dan bahagia kok.[]

Share:

0 komentar