MENJADI TAWAKAL [2] Mengharap Ridho


[2] Mengharap Ridho   
Dikatakan manusia hanya perlu untuk menerima ketentuan dari-Nya.Setelah menjinakan hawa nafsu lalu berusaha mendekat.
Ridho-Nya menjadi modal utama, Selalu ingin dekat, taqarrub pada Sang Maha Welas,menjadi modal utama untuk siap berada di pegunungan yang amat tinggi,untuk siap berada di padang pasir yang begitu panas menyengat disertai hujan berdebu,untuk siap di belahan bumi manapun,sekaligus siap di titik apapun.
Menjadi survive, begitulah termasuk diantara ciri-ciri bertakwa yang dikatakan dalam Minhajul Abidin yang ditulis setelah karya masterpiecenya Ihya Ulumuddin oleh Imam Al-Ghazali.
Mungkin bagaikan mengikuti arus…
Tapi jangan samakan menggapai Ridho dengan hanya bersimpah dan pasrah tanpa disertai usaha. Berusaha untuk selalu berupaya, mengupayakan yang terbaik dari apa yang bisa dilakukan dalam diri, dan selalu memotivasi diri walau disamping berbagai keterbatasan. Dikatakaan oleh Maslow dalah teori kebutuhannya (a Hierarchy of Needs), seorang bayi pun sudah merasakan kebutuhan motivasi itu, dengan menangis, impuls ke arah pertumbuhan lalu menuju ke arah potensi-potensi manusia.
Motivasi menjadi pembatas untuk tidak menyerah dan menumbuhkan ke arah survive. Motivasi juga membawa pada rasa ingin berjuang dan tidak menyerah.
Sehingga dalam kepasrahan seorang mukmin menjadi selalu tertindak langkah demi langkah, perbuatan demi perbuatan dari usaha terbaik. Itulah langkah yang akan dilalui untuk menuju tawakal.
Tak akan ada yang tahu bentuknya Tawakal seseorang, menjadi penting adalah selalu mengingat bahwa di atas langit masih ada langit.
Dan dalam keterbatasan mata memandang masih ada alam malakut yang menembus batas mata telanjang.
Jadi mana tahu yang seperti apa lebih mendapat Ridho-Nya. 

Share:

0 komentar