• Beranda
  • Motivasi
    • Premium Version
    • Free Version
    • Downloadable
    • Link Url
      • Example Menu
      • Example Menu 1
  • Opini
    • Facebook
    • Twitter
    • Googleplus
  • Puisi
    • Langgam Cinta
    • Pertemuan Bahagia dan Sedih
      • Category 1
      • Category 2
      • Category 3
      • Category 4
      • Category 5
    • Sub Menu 3
    • Sub Menu 4
  • Sebuah Perjalanan
  • Stories / Notes
  • Tips - Trik
  • Who Am I

Bangun Pagi-pagi

Gambar: Cover Kitab Rawai'ul Bayan oleh Syaikh Ali Asshobuni


Malam ini ialah sesi ngaji di kelas Rabi’ dengan Kitab Rawai’ul Bayan karangan Ulama Kontemporer yaitu Syaikh Ali Asshobuni. Kitab ini dibawakan sangat menarik oleh Pak Taj, begitulah kami biasa memanggilnya. Bernama asli Tajul Muluk, selain sebagai Pengajar di Komplek Q, Pak Taj juga seorang dosen di sebuah kampus Islam negri di Yogyakarta.

Kitab Rawaidul Bayan sendiri merupakah kitab tafsir. Menurut Pak Taj pengarang kitab ini, yaitu Syaikh Ali Asshobuni juga sangat dikagumi dalam dunia akademik, selain di dunia pesantren tentunya. Beliau berasal dari Aleppo, Syiria.

Malam ini kami masih membahas Bab “menikah dengan ahli kitab”
Apa itu ahli kitab?
Ialah ahli kitab-kitab Allah, yang menguasai kitab kitab Allah selain Al-Qur’an. Dalam al-Qur’an sendiri disebutkan pelarangan atas menikahi seorang ahli kitab. “wanita muslim dilarang menikahi laki-laki ahli kitab” sedangkan “laki-laki ahli kitab diijinkan menikahi wanita ahli kitab”.
Kenapa ayat itu muncul, bahkan seolah olah tidak adil karena hanya laki-laki muslim saja yang dibolehkan menikahi ahli kitab sedangkan wanita muslim tidak.

Perlu diketahui itulah Islam, semua hal memiliki kedudukannya masing-masing. Begitupun manusia. Laki-laki dan perempuan memiliki kedudukannya masing-masing, memiliki fungsi masing-masing, serta hak dan kewajibannya masing-masing. Yakinlah kesemuanya itu adalah bentuk keadilan yang Kuasa.

Jika kita meyakini Islam yaitu yakin pada rukun Islam, lalu mana yang harus didahulukan antara yakin dan nalar/pengetahuan?

Menurut saya memang yakin harus didahulukan, karena jika seseorang sudah berislam artinya ia meyakini dengan sepenuh hatinya bahwa Allah Tuhannya dan Muhammad utusannya, itulah iman, meyakini berarti mengimani. Hal itu bukan kapasitasku untuk menjelaskannya. Saya hanya santri amatir. Akhirnya kenapa kita harus yakin karena banyak hal yang tak dapat pula dijelaskan oleh nalar tapi terjadi dan ada. Apalah manusia dengan berbagai kekurangan yang meyertainya.

Lanjutkan lagi tentang ahli kitab dan pernikahan dengan ahli kitab, menurut pak Taj seorang laki-laki ialah seorang pemimpin sehingga ia bisa mengajak istrinya untuk bersama memeluk agamanya, karena seorang laki laki memanglah ditakdirkan sebagai pemimpin, ia dilengkapi dengan segala kelebihannya dibandingkan wanita. Tentu saja ini dengan perbandingan yang setara.

Kita akui bahwa semua agama memiliki pesan syiar atau ajakan. Lantas kenapa kita mengecam kristenisasi?
Begitulah menurut pak Taj, selain berlatar belakang pesantren, pemikiran beliau lebih modern dari ulama-ulama salaf.

Lalu ada santri bertanya, Boleh menikahi ahli kitab itu kan dulu, nah sekarang kita tahu bersama bahwa contohnya saja kitab Injil telah mengalami perubahan beberapa kali. Lantas sesungguhnya ahli kitab itu sudah idak ada di zaman sekarang karena tak ada lagi yang benar-benar mengkaji kitab Injil yang asli seperti Injilnya Nabi Isa AS?

Sebelum menjawab pertanyaan itu Pak Taj mengingatkan bahwa bagian dari rukun Iman yaitu iman kepada kitab-kitab Allah. Yang perlu digarisbawahi bahwa kitab-kitab Allah itu tidak hanya al-Qur’an saja, ada kitab Zabur, Taurat, dan Injil yang diturunkan terlebih dahulu sebelum al-Qur’an. Banyak umat muslim sering melupakannya, bahwa sesungguhnya Kitab Allah juga diturunkan pada agama-agama samawi sebelumnya dan pada Rasul-Rasul sebelumnya.

Untuk menjawab pernyataan bahwa, Alkitab telah mengalami beberapa perubahan maka harus terlebih dahulu dilakukan penelitian. Karena jika dilihat dari pendekatan historis dan hermeneutik maka kembali muncul pertanyaan. Apakah Injil yang beredar sekarang ialah Injil yang sudah mengalami banyak perubahan lalu didistribusikan ke seluruh negara-negara atau bisa jadi adalah versi terjemahan dari aslinya.

Karena bahasa juga memiliki keterbatasan, jangankan berbeda bahasa, berbeda orang pun akan memiiki hasil pemikiran yang berbeda dalam menyimpulkan sebuah teks. Hal itu disebut tafsir, dimana merupakan hasil pemikiran seseorang yang tentu saja secara langsung dipengaruhi kondisi sosial sekitarnya. 

Maka dari itu para Ulama Islam melarang beredarnya teks terjemahan atau tafsir al-Qur’an tanpa disertai teks aslinya (teks arab) agar bisa dilihat yang asli. Dengan melihat teks asli maka akan ketahuan jika ada kesalahan terkjemah atau tafsir, karena dalam bahasa arab sendiri terdapat alat-alat untuk mengartiakan suatu teks. Disini ilmu nahwu, sharaf dan balaghoh memiliki peranan yang vital.
Kesimpulan akhir dalam kitab Syaikh Ali Asshobuni tersebut diantaranya:
1.       dilarang menikahi wanita musrik (dimana musyrik disini ialah dimaksudkan pada orang-orang yang tidak memeluk agama samawi).  Agama samawi sendiri yaitu agama dari Allah, bukan buatan manusia. Yang mana dalam penyampaiannya melalui Nabi dan Rasulnya.
2.       Laki-laki muslim boleh menikahi ahli kitab asalkan tidak dikhawatirkan akan menimbulkan kebingungan pada anak-anaknya kelak.
3.       Wanita muslim dilarang menikah dengan ahli kitab.

Melihat dan mendengar penuturan Pak Taj, kami hanya berpikir akan makin bodohnya kami, banyak yg belum diketahui, dan masih begitu sempitnya pandangan kami. Sungguh kebenaran hanya milik Allah Azza wa Jalla, punya apa manusia jika selalu merasa benar.

Itulah salah satu guru ngaji kami, selalu mengajak berpikir dan membuka wawasan seluas-luasnya. Begitupun cuplikan tulisan ini diambil dari  memory yang saya ingat dari ngaji malam Kamis waktu itu, wallahualambisshoab. Penafsiran penulis juga tak lepas dari kondisi sosial dan latar belakan saya, Semoga kita selalu diberi petunjuk oleh Yang Kuasa.





Wrote by Umi Nurchayati
dok: pribadi

Hari kemerdekaan Indonesia, hari dimana seluruh warga negara Indonesia memperingati hari kemerdekaannya, hari kebebasannya dari penjajahan beratus-ratus tahun. Tentu Hari Kemerdekaan RI atau sering disebut Dirgahayu RI menjadi sebuah hari yang fenomenal dan memorial bagi warganya, Upacara peringatan rutin diadakan setiap tanggl 17 Agustus.

Dahulu orang menangis "mrebes mili" ketika merayakan upacara bendera, penuh penghayatan mengingat perjuangan para pendahulu, mengingat banyaknya darah yang telah ditumpahkan, dan mengingat konflik kemerdekaan yang pilu.

Hari ini masih sama, seluruh warga negara ini masih melakukan upacara bendera, bahkan kini peringatan semakin kencang. Banyak lomba diadakan sampai banyak pula hadiah ditawarkan untuk peringatannya. sungguh semua itu hanyalah simbolisme dari sebuah perayaan. simbolisme yang dahulu agung sekarang bagai barang untuk mengencangkan sabuk penjualan.setidaknya masih ada perayaan, berarti masih dikenang, masih lebih baik daripada tak ada.
***

Kini saya hanya ingin memperingati hari kemerdekaan dimanapun, asal bermanfaat asal bermakna. Seperti peringatan kemerdekaan RI setahun yang lalu, saya dan teman-teman KKN memperingatinya di Timur Indonesia, di tempat pengabdian kami yaitu Kampung Suku Kokoda, Papua Barat.

Sebenarnya peringatannya cukup sederhana, diadakan banyak perlombaan dari makan kerupuk, renang, sepak bola sampai panjat pinang. Biasa saja, renangnya air bajir dari sungai yang menguap akibat hujan deras, sepak bola dengan memakai sarung di tanah berlumpur nan becek, sampai panjat pinang setelah hujan reda. Waktu itu memang sedang musim hujan, sekali hujan bisa berakibat banjir sampai selutut lebih. Tapi hujan memang bukanlah alasan untuk bermalas-malas. seperti itulah yang saya pelajari dari cara hidup masyarakatnya, buktinya ketika sungai menguap justru dijadikan tempat lomba renang, ketika lapangan becek dijadika lomba sepak bola. Alam memang anugerah terbaik ketika kita mau menerima. Semua yang dikehendaki alam dan kita ikuti justru menambah kenikmatan, segala perlombaan menjadi lebih berarti.

Semangat warga benar-benar di pompa, bergotong royong bahu membahu menyiapkan semua perlombaan. Tak peduli hujan tak peduli becek tak peduli banjir. semua terasa syahdu, melihat warga bersorak, sedikit mengacak-acak hati saya. membuat saya sadar bahwa Indonesia begitu agung di mata masyarakatnya, dari ujung Barat sampai ujung Timur. Hanya warga picik dan sakit yang tak bersyukur hidup di negara yang makmur, aman, tentran dan tak ada perang.

Jika ditanya dimana saya ingin menghabiskan perayaan hari kemerdekaan, tentu saja jawabannya adalah di tempat yang sama seperti setahun yang lalu. Rasa ingin kembali di tengah-tengah warganya selalu hadir,  dengan semangat 17, dengan persabahatan alamnya dan dengan keceriaan di segala kondisi. Tapi  waktu memang tak bisa diulang. Setidaknya kepergian saya setahun lalu membuat saya sadar bahwa bukan dimana tempat kita memperingati hari kemerdekaan, tapi dimana nurani hadir dan menjadi makna untuk bersama membangun tanah air tercinta.

NB: Sedikit dan beberapa kata dalam tulisan ini pernah saya sematkan pada komentar video give away
Wrote by Umi Nurchayati
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Wikipedia

Hasil penelusuran

Halaman

  • Beranda
  • Motivasi
  • KOLOM
  • PUISI
  • Sebuah Perjalanan
  • Stories / Notes
  • Tips & Trik
  • Who Am I

Jejak

  • ►  2024 (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2023 (2)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2022 (8)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  April (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2021 (9)
    • ►  November (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2020 (11)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (13)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (3)
  • ▼  2018 (18)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (2)
    • ▼  September (2)
      • Pengajian Malam Kamis (5/9) 2018
      • edisi kangen: Perayaan HUT RI
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (2)
  • ►  2016 (1)
    • ►  Desember (1)
  • ►  2015 (6)
    • ►  November (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Mei (3)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2013 (4)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Februari (1)

Instagram

Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut

Popular Posts

  • Rahasia Para Pendo’a
      Sejak kecil anak-anak selalu diajarkan berbagai macam doa, mulai dari doa bangun tidur, mau makan, selesai makan,masuk/keluar kamar mandi,...
  • Memahami Keadilan Gender Dalam Islam #CeritaPendek
    Dok: Komplek Q Esok itu Yana pergi bersama teman-temannya, kepergian mereka bukan untuk jalan-jalan biasa. Mereka menyusuri sudut kota...
  • Menepis Ketakutan Belajar
      Doa belajar رَضِتُ بِااللهِ رَبَا وَبِالْاِسْلاَمِ دِيْنَا وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيَا وَرَسُوْلاَ رَبِّ زِدْ نِيْ عِلْمًـاوَرْزُقْنِـيْ فَهْمًـ...
  • Mengenal Perempuan
    Jumlah perempuan di Indonesia diprediksi mencapai kurang lebih 200 juta jiwa. Begitu banyak dengan total penduduk yang menempati peringkat 4...
  • Bersyi'ar dengan Cinta ala Mbah Kakung dan Mbah Putri
    Setelah beberapa hari lalu mbah terakhir saya, Mbah Putri dari pihak Bapak kapundhut dhateng Gusti Allah, saya jadi ingat Mbah Kakung juga ...
  • Review Buku: CRIME AND PUNISHMENT - FYODOR DOSTOEVSKY
      dok. pribadi Judul: Crime and Punishment ; Penulis: Fyodor Dostoevsky ; Penerbit: Wordsworth Classics ; Penerjemah dalam B. Inggris: C...
  • Menikah Bukan Untuk Lari dari Masalah
      Kamu lagi pusing ya..? "Yaudah nikah aja" Begitu tiba-tiba seseorang menjawabnya setelah kamu menceritakan problematika hidupmu....

Draft

  • coretan unc
  • Motivasi
  • Opini
  • Puisi
  • sebuah perjalanan
  • stories / notes
  • Tips & Trik

Mengenai Saya

Foto saya
Umi Nurchayati
Blog pribadi Umi Nurchayati @uminurchayatii | uminurchayatiii@gmail.com | "Dalam samudra luas, riak saja bukan"
Lihat profil lengkapku

Copyright © 2019 Bangun Pagi-pagi. Designed by OddThemes & Blogger Templates