Go away satan, your job has been completed!
Pergilah Setan!
Tugasmu Telah
Selesai
Setan selalu hidup. Dia
menari mengikuti irama hati manusia. Dia menari-nari diatas tiang-tiang kayu
rumah-rumahmasa lalu, tiang-tiang penyannga beban atap. Dia berdendang diatas
tumbuhan dan pepohonan kesedihan, di gua-gua, pegunungan, atau danau-danau. Dia
berpesta diatas puing-puing bangunan yang dilaknat Allah,yang akhirnya musnah
dan ditinggalkan manusia. Dia berpesta di atas puing-puing Babyloniayang
ditinggalkan penduduknya setelah diporak-porandakan Persia. Itulah saat
Nebukadnezar datang memporak-porandakan orang-orang Yahudi. Tapisekarang setan
ada dalam peralatan telekomunikasi, di layar televisi, dalam kecanggihan
peralatan yang modern, di mata perempuan yang nanar ikut mode zamannya, mata
nanar dengan lensa hitam yang menutup matanya, hingga orang lain tak tahu dia
suka atau tidak suka pada halal dan haram. Ketika perempuan punya rasa malu dan
berpegang pada agama Allah, itu akan membentengi diri dari keluarganya. Atau
para lelaki yang lalai pada perintah Allah. Saat marah, mereka akan lupa
segalanya. Nafsu dan amarahlah yang diikuti.Setan-setan selalu
hidup dalam diri pendengki, para lalim, manusia jahat. Mereka bekerka sama
menghasilkan kejahatan yang merajalela. Setan ada dalam almari yang penuh
dengan uang haram, di mesin dan baling-baling pesawat terbang, rudal-rudal
pembunuh masal, dalam diri penjajah rakus, di balik jeruji penjara tempat
orang-orang yang berjuang di jalan Allah melawan kekafiran dan kezaliman demi
kemerdekaan disekap. Bahkan setan ada dalam jiwa semua orang, mengalir
mengikutialiran darah, merasuk dalam sumsum tulang, menggerakkan pena-pena
pelukis peta kebatilan.Begitulah, setan-setan
punya peran. Menjadi pupuk penyubur tanaman kejahatan. Itu tugas setan. Mampu
menyesuaikan diri dengan kemampuan dan kekuatan manusia. Dulu setan digambarkan
dengan matanya yang melotot, rambut yang panjang hingga lutut bahkan kaki, atau
barangkali cuma sebatas telinga layaknya manusia. Setan membuat manusia
kerasukan, hingga para darwis dan paranormal tak bisa mengusirnya. Dengan
mantra yang dibaca ribuan kali sekalipun. Ribuan entekan kaki yang dihujamkan
ke tanah. Mereka berteriak setelah membaca mantra “Keluarlah, setan laknat!”Sekarang setan
benar-benar membuat manusia kerasukan. Bahkan setan menjadi manusia itu
sendiri. Setan menjadi sifat dan tabiat manusia. Manusia pun mirip setan bahkan
saat setan telah menyapihnya. Banyak manusia yang menjadi setan untuk diri dan
sesamanya. Selesai sudah tugas setan, dia telah pergi jauh.Tapi setan akan terus berkuasa
di hati, akal, pikiran, dan perbuatan manusia yang rakus akan kekuasaan. Setan
hanya tetap tak bisa berkuasa atas orang yang punya benteng iman dan akidah,
yang menolak mentah-mentah penguasa selain Allah, berani berpikir dan berbuat
sesuai dengan perintah-Nya serta meninggalkan larangan-Nya.Konon, sekitar 1500
tahun yang lalu, atau mungkin sebelum atau setelah tahun itu, manusia hidup di
dunia dalam kedamaian. Seimbang antara kebaikan dan kejahatan, membuat hidup
jadi berirama. Kebaikan dan kejahatan menjadi begian dari manusia dan jadi
pijakan berbuat. Demikianlah, kejahatan juga mendapatkan tempatnya seperti
sekarang. Tapi dulu kekuatan kebaikan lebih besar sebab telah menancap kuat
dalam jiwa kebanyakan manusia. Kadarnya saja yang berbeda sesuai tingkat
keimanannya. Bila yang beriman sedikit, manusia lebih banyak memuaskan diri
dengan kejahatan setelah digoda setan. Dulu jumlah setan terbatas tidak seperti
sekarang. Tapi tetap saja ada, sehingga kebaikan dan kejahatan pun tetap
beroleh kesempatan ada. Allah, Tuhan semesta alam, berkuasa atas segalanya. Dia
mencatatsemua amal setiap makhluk, termasuk juga setan.
(Sepenggal kisah yang diceritakan Ibrahim kepada
ketiga cucunya. Dikutip dari buku “Akhrej Minha Ya Mal’un__ Tarian Setan” karya
Saddam Hussein mantan Presiden Irak)
Tags:
Motivasi
0 komentar