Surat dari Warmon

Tulisan ini saya terbitkan kembali setelah sebelumnya juga pernah dibuat sebagai caption dalam sebuah postingan instagram @mahardikabaktinusa. Bebarengan dengan keberangkatan tim KKN MBN UMY angkatan ke tiga pada Senin malam kemarin (25/6). Surat ini sedikit mengobati kerinduan kami akan Kampung Warmon Kokoda. Mendengar dan melihat kerinduan anak-anak kampung Warmon, maka seperti inilah kiranya sedikit ungkapan untuk mewakili kerianduan antara anak-anak Kampung Warmon Kokoda dan kawan-kawan Mahardika Bakti Nusantara;

Selamat berlayar adik-adik generasi 3 KKN PPM MBN UMY 2018. Kami yakin kalian adalah satu kesatuan yang hebat, semangat berproses, menebar manfaat membangun Nusantara.. wish u all the best
***

Surat dari Warmon

Rumah Baca Mahardika di Kampung Warmon Kokoda, Sorong, Papua Barat.
credit: medkom MBN



Kakak..
Su hampir dua tahun ini kami pu rumah baca, namanya Rumah Baca Mahardika, karena dibangun oleh kakak-kakak Mahardika bersama Warga kampung tahun 2016 silam. Di tempat inilah kami biasa berkumpul bersama kaka- kaka MBN. Banyak yang kita lakukan disini, banyak yang kaka MBN ajarkan, banyak pula yang kami bagikan pada mereka. Kami biasa bernyanyikah, belajar baca kah, mengerjakan tugas sekolah kah..
Tetapi ketika Oktober 2016 lalu kaka kaka MBN pergi kembali ke Jogja, Kami su sedih melepas kepergian mereka. Bererapa hari kemudian selepas kaka kaka MBN pergi, Rumah Baca menjadi sepi dan kami jadi jarang bermain disana.
**
Suatu ketika kami mendengar bahwa kaka kaka MBN akan kembali ke Warmon, tapi dengan orang yang berbeda. Kami sa senang sekali, walaupun bukan orang yang sama tapi kami pikir kaka kaka MBN itu selalu ramah dan menyenangkan, Jadi kami su tak sabar menyambut mereka.
Bersama kaka kaka MBN 2 kami kembali lagi meramaikan rumah baca. Kaka kaka selalu mengajak kami belajar, tetapi tak terasa belajar karena kami juga bermain. Kami baca peta, belajar mengetik kah, menonton film kah, bermain origami kah dan masih banyak lagi.  Sampai kami juga mengecat Rumah Baca Mahardika menjadi warna hijau, terkadang kaka kaka juga meminta kami mengajari bahasa Kokoda sampai makan pinang.
Sampai suatu ketika kesedihan kembali melanda kami, tepat di tanggal 4 bulan Oktober lalu kaka kaka ini kembali pergi ke Jogja. Air mata kembali menetes karena dalam waktu lama kami akan kembali kesepian, tak ada lagi yang mengajak kami menonton dan membuat origami di rumah baca.  
**
Kini kami hanya bisa mengenang kaka kaka MBN, kami tetap pergi ke rumah baca, kami juga sering menyanyi disana, tetapi tetap saja Warmon terasa sepi tanpa kaka kaka MBN.
Mungkin kalau saja ada kaka MBN lagi kami pasti sangat senang, entah kapan lagi kaka kaka MBN akan datang ke Warmon. Kami akan menunggu sampai saat itu tiba.

Share:

0 komentar