Gambar ilustrasi: dua ekor kerbau di padang rumput luas. credit: penulis |
Manusia telah diciptakan Allah dari dari tanah liat dan segumpal
darah yang kemudian ditiupkan roh ke dalamnya. Seperti termaktub dalam
Al-Qur’an Surat Al-Mukminun ayat 12-14 yang menerangkan tentang pembentukan
manusia:
Sesungguhnya dalam penciptaannya Allah SWT telah menciptakan
berbagai jenis bentuk ciptaannya, diantaranya:
1. Yang
tidak bisa merasa dan tidak bisa berpikir serta tidak bisa merasakan, termasuk
dalam golongan ini adalah tanah, batu, pasir, awan.
2. Yang
bisa bernafas, bisa merasa tapi tak bisa berekspresi, diantara kelompok ini
adalah tanaman dan segala jenis tumbuh-tumbuhan. Mereka bisa bernapas dan
merasa pada perubahan iklim di sekitarnya sehingga mereka mempunyai reaksi.
Akan tetapi mereka tetap akan terus tumbuh misalnya ketika dirusak dll,
tumbuhan tak bisa memprotes.
3. Bisa
bernafas, bisa merasa, bisa berperasaan, dan bisa berekspresi yaitu binatang.
Mereka diciptakan Allah dengan segala yang dikehendakiNya, bahwa binatang dapat
bernapas karena hidup, dapat merasakan perubahan dan kondisi sekitar, ketika lapar mereka bersuara
dan ketika ada yang mengganggu mereka bersuara itulah ekspresi binatang. Namun
suara yang dikeluarkan oleh binatang tetap sama, tak ada bedanya antara sedih
dan senang karena mereka tak dikaruniai akal.
4. Bisa
bernapas, bisa merasakan, bisa berekspresi,
dan bisa berpikir. Itulah manusia, yang hidup yang bersuara, yang
berakal. Akal adalah karunia yang diberikan Allah SWT sehingga manusia dapat
berpikir.
Dari keempat jenis diatas maka wajar jika manusia dianggap makhluk
yang paling sempurna, maksudnya adalah paling sempurna diantara ciptaan Allah.
Wajar saja jika saat itu ketika Nabi Adam AS diciptakan dan Allah Swt menyuruh Iblis
bersujud kepadanya setelah itu. tapi iblis tak mau melakukannya karena menganggap
dirinya lebih sempurna dari Adam AS, ia menganngap bahwa dirinya yang
diciptakan dari api itu lebih baik dari yang diciptakan dari tanah. Sehingga
Iblis diperintahkan untuk pergi dari
Surga oleh Allah Swt.
Dengan perginya iblis, iblis pun berjanji akan terus menggoda Nabi
Adam AS dan seluruh keurunannya untuk
menemaninya di neraka kelak. Usaha itu ditempuh iblis dengan menggoda Adam AS
agar pergi dari Surga, yaitu dengan membujuknya memakan buah khuldi yang
dilarang oleh Allah Swt untuk dimakan. Iblis terus berbisik pada Adam dan Hawa
bahwa Al-Khuldi itu artinya boleh sehingga buah khuldi tersebut boleh dimakan.
Akhirnya mereka terkena rayuan iblis dan melanggar perintah Allah
Swt untuk tidak makan buah khuldi. Sehingga Adam dan Hawa diturunkan dari
Surga, yaitu ke bumi. Mereka berdua diturunkan di tempat yang berbeda, di ujung
selatan dan utara Bumi sampai singkat cerita mereka bertemu kembali di Jamal
Rahmah (sekarang). Kini tempat bertemuna Adam AS dan Hawa menjadi tempat yang
wajib disinggahi ketika melakukan ibadah haji.
Melihat sejarah diatas maka kita patut berbangga bahwa nyatanya
pada awal diciptakan malaikat dan iblis telah diperintahkan oleh Allah Swt
unutuk bersujud pada manusia. Malaikat tak menolaknya, karena malaikat adalah
makhluk Allah yang tak dikaruniai nafsu. Sehingga malaikat selalu tunduk dengan
segala perintah Allah tanpa sesekali
membentah. Hal ini sangat berbeda dengan ibis yang perilaku sebaliknya.
Manusia sendiri selain dikaruniai akal juga dibekali nafsu. Bisa
dikatakan manusia adalah perwujudan tengah-tengah antara malaikat dan iblis.
Hal ini tergantung bagaimana manusia mengendalikan hawa nafsu dan akalnya untuk
berpikir.
Dalam hidupnya umat manusia
akan selalu dihadapkan pada berbagai persoalan. Hal ini seringkali menyebabkan
manusia lupa mengendalikan nafsu dan akal untuk berpikir. Dengan godaan iblis
yang maha dasyat seringkali manusia lupa akan tujuannya diciptakan yaitu
menjadi khalifah di bumi (khalifah fil ardhi). Terkadang manusia dapat
dihinggapi rasa marah yang sedemikian hingga pada kondisi parahnya menjadi
iblis yang berbentuk manusia. Terkadang juga manusia yang saking baiknya,
selalu menuruti perintah Allah dan menjauhi laragannya sehingga hatinya seperti
malaikat, merekalah manusia yang dapat mengendalikan nafsunya.
Jika kita lihat maka nafsu tak seluruhnya membawa pada
penyimpangan-penyimpangan. Manusia akan membutuhkan nafsu dalam segala
aktifitasnya mulai dari makan sampai belajar, karena nafsu juga selalu membawa
pada keinginan. Termasuk keinginan untuk selalu berbuat baik melaksanakan
perintah Ilahi dan menjauhi larangannya.
Menjadi poin utama yang harus diperhatikan manusia adalah
menggunakan akal sehatnya untuk berpikir dan mengendalikan nafsunya agar selalu
pada jalannya. Mengingat godaan iblis yang begitu pintar yang dapat
memanipulasi sekat-sekat antara kebaikan dan keburukan. Contoh saja ketika seseorang berjilbab dengan tujuan untuk
melaksanakan perintah Allah yaitu menutup aurat, tentu itu sangat bagus tapi
ibis akan menggodanya misal ketika membeli jilbab. Kini yang dipikirkan ketika
membeli jilbab adalah bagus tidak ya, ukuran bagus ini relatif adalah ukuran
bagus dimata manusia, apakah ketika ia menggunakannya bagus dll. Begitulah
diantara tipu daya iblis.
Selain nafsu manusia telah dikaruniai akal yang sesungguhnya agar
manusia berpikir. Dengan akal sehatnya maka manusia membangun peradabannya
sehingga berkembanglah manusia hingga kini dengan segala ilmu penetahuaannya.
Manusia adalah makhluk yang dapat membedakan yang haq dan yang bathil. Mereka
menggunakan akalnya untuk hal-hal tersebut. Sehingga inilah yang membedakan
antara manusia dengan binatang. Ketika manusia tak dapat lagi menggunakan akalnya
maka disaat itu ia tak ubahnya dengan binatang. Maha Besar Allah dengan segala
ciptaannya.
Wrote by Umi Nurchayati